Sekilas Pandang Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Credits: dokumentasi Tjiwi Kimia

PT Tjiwi Kimia didirikan pertama kalinya pada tahun 1972 oleh Eka Tjipta Widjaja, yang akronim namanya (Tjipta Wijaya) dijadikan sebagai nama perusahaan. Pada awal berdirinya, pabrik tersebut hanya memproduksi soda dan bahan kimia lainnya.

Kemudian pada 1976 pabrik Tjiwi Kimia dibangun di desa Kramat Tumenggung, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo (Raya Surabaya – Mojokerto KM.44), Jawa Timur.

Sejak tahun 1978, pabrik mulai memproduksi kertas dengan bermodalkan dua mesin kertas, dan memposisikan bisnisnya sebagai produsen bahan-bahan kimia dan pabrik kertas.

Pada awal produksi kertas, Tjiwi Kimia menggunakan bahan baku dari tanaman tebu, secara lebih spesifik yang dimanfaatkannya adalah ampas tebu, atau disebut dengan bagasse. Seiring waktu kapasitas produksi Tjiwi Kimia melonjak tajam, sementara tanaman tebu lebih diutamakan untuk produksi gula.

Ampas tebu untuk bahan baku kertas (kiri), dan tungku pemasak bagasse (kanan).

Setelah melewati proses riset yang panjang, penggunaan bahan baku pun beralih. Kayu akasia dan eukaliptus yang berasal dari hutan tanaman industri (HTI) menggantikan bagasse sebagai bahan utama.

Seiring perkembangannya, pabrik yang merupakan salah satu dari anak perusahaan Asia Pulp & Paper ini telah menerapkan teknologi modern dalam permesinan kertas. Tercatat hingga 2007, sebanyak 12 generasi mesin kertas (Paper Machine) termasuk generasi paling mutakhir telah dioperasikan.

Paper machine 1 dan 2 tahun 1978 (atas), dan paper machine 5 dan 6 (bawah).

Paper machine 1 dan 2 saat ini.

Paper machine mutakhir.

Sebagian kecil plant hingga saat ini juga masih memproduksi bahan kimia, meliputi Natrium Hidroksida (NaOH), Klorin (Cl2), Natrium Hipoklorit (NaOCl), Asam Klorida (HCl) dan Kaporit.

Sebagian kecil plant yang masih difungsikan untuk produksi bahan-bahan kimia.

Tjiwi Kimia Saat Ini

Saat ini, pabrik Tjiwi Kimia menempati lahan seluas 250 hektar dan memiliki pembangkit listrik sendiri berkapasitas 230 MW dengan total nilai aset USD 1,18 miliar dan produksi 1,23 juta ton per tahun. Angka tersebut meningkat pesat dari  produksi awal pabrik berdiri tahun 1978 sebanyak 12.000 ton per tahun. 

Power plant yang dimanfaatkan untuk operasional pabrik Tjiwi Kimia.

Nilai penjualan perusahaan di tahun 2015 mencapai angka Rp 13,1 triliun. Sebesar 67,5% penjualan berasal dari ekspor dan 32,5% dari pasar domestik. Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar yaitu Jepang, Vietnam, Amerika Serikat, Nigeria, dan China.

Produk Tjiwi Kimia yang lazim kita jumpai di pasaran antara lain produk-produk stationary seperti buku tulis, kertas memo, loose leaf, kertas komputer, kertas karbon, buku latihan, spiral, buku bersampul, buku gambar, amplop, file folder, kertas kuitansi, hingga fancy paper dan gift paper seperti kertas kado dan shopping bag. 

Beberapa brand hasil produksi Tjiwi Kimia yang dikenal luas misalnya Sinar Dunia, Mirage, Boss, Paper Line, Paper Plus dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Jenis produk kertas hasil produksi pabrik kertas Tjiwi Kimia.

Berbagai brand kertas yang dikenal luas.

Tjiwi Kimia dan Mitra Usaha

Menyadari bahwa keberadaan bisnis seharusnya memberikan manfaat untuk masyarakat luas, maka rekrutmen karyawan untuk kegiatan manufaktur Tjiwi Kimia banyak mengambil dari penduduk sekitar dengan total karyawan sebanyak 9.800 orang.

Tjiwi Kimia juga berkomitmen menjalankan amanat pemerintah RI dalam memberikan kesempatan lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Atas pertimbangan tersebut, sejak Juli 1996, perusahaan telah menyelenggarakan diversifikasi usaha dalam rangka memajukan sektor usaha kecil di tingkat masyarakat, yaitu melalui divisi kemitraan.

Ibu-ibu anggota mitra usaha dari program kemitraan proses shopping bag.

Dalam menyelenggarakan program kemitraan usahanya, Tjiwi Kimia memiliki tujuan menumbuhkan mitra-mitra kerja yang profesional, tangguh, dan menguntungkan. 

Walaupun berazaskan kekeluargaan, perusahaan tetap profesional dalam menerapkan standarisasi yang ketat kepada para mitra usahanya. Dengan demikian, etos kerja dapat dijaga, output yang dihasilkan akan selalu optimal.